WS Rendra Tutup Usia


Dua hari setelah musisi Mbah Surip wafat, dunia seni Tanah Air kembali berduka. Seniman senior Willibrodus Surendra Broto Rendra (WS Rendra) tutup usia pada hari Kamis (6/8/09), pukul 22.31, di RS Mitra Keluarga, Bogor, Jawa Barat. Penyair yang berjuluk Si Burung Merak tersebut wafat dalam usia 74 tahun.

Sudah sejak beberapa bulan lalu Rendra dirawat setelah mendapat serangan jantung koroner pada tanggal 30 Juni 2009. Rendra sempat dirawat di RS Harapan Kita. Bahkan ia terpaksa menjalani cuci darah di ruang ICU RS Harapan Kita, Senin, 13 Juli 2009.

Aktor Adi Kurdi yang sempat menjenguk Rendra mengatakan bahwa saat itu Rendra mengeluh kesakitan pada bagian perut, pasca menjalani cuci darah. "Dia masih mual-mual juga dan nyeri di bagian perut," terang Adi. Sepengetahuan Adi, Rendra yang sejak 1960-an dikenal sebagai dramawan itu mempunyai riwayat kesehatan yang kurang baik. "Ya dia memang ada (penyakit) jantung sama ginjal, tapi entahlah saya tidak bisa menjelaskan pastinya, karena saya bukan dokter," kata Adi.

Rendra mulai dikenal luas ketika mengadakan 'Kemah Kaum Urakan' di pantai Parangtritis, Yogyakarta, 1970 -an. Drama dan sajak Rendra sering dicekal penguasa karena kritiknya yang begitu tajam.

WS Rendra pernah memperoleh gelar Doctor Honoris Causa (HC) dari Unversitas Gadjah Mada (UGM) di tahun 2008. Rendra merupakan Doktor HC ke-19 dari UGM. Dalam penganugerahan itu, Rendra menyampaikan pidato berjudul 'Megatruh Kambuh Renungan Seorang Penyair Dalam Menanggapi Kalabendu'.

Rendra mengupas tentang lunturnya etika dan budaya lokal yang memunculkan banyak persoalan di masa sekarang ini. Begitulah Rendra, sampai di usia senjanya ia masih kritis kepada penguasa.

0 komentar:

Blog Archive

'tuk Indonesia